Ekonomi

IHSG Berpeluang Tembus 8.400, Ini Faktor Pendorongnya

IHSG Berpeluang Tembus 8.400, Ini Faktor Pendorongnya

PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) memprediksi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melanjutkan penguatan menuju level 8.400. Ini akan ditopang masuknya arus modal asing, stabilnya fundamental makroekonomi, serta dimulainya musim laporan keuangan emiten yang menjadi katalis utama pekan ini.

Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas David Kurniawan mengungkapkan, IHSG sendiri melanjutkan tren positif pada pekan lalu dengan ditutup di level 8.271, atau naik sekitar 4,5 persen dibandingkan pekan sebelumnya. Sepanjang periode tersebut, investor asing mencatatkan inflow sebesar Rp4,3 triliun di pasar reguler.

Pada 24 Oktober 2025, IHSG sempat menyentuh level tertingginya di 8.348. David menjelaskan sektor perbankan, infrastruktur, dan komoditas masih berpotensi menjadi motor penggerak utama IHSG.

“Jika sentimen global tetap kondusif, IHSG berpeluang menguji level 8.400 dalam jangka pendek dengan support di 8.150,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin, 27 Oktober 2025.

Didukung sentimen global dan domestik

Ia mengungkapkan, penguatan IHSG pekan lalu tertopang sentimen global dan domestik yang sangat signifikan. Pertama dari global, dengan gross domestic product (GDP) atau Produk Domestik Bruto (PDB) Tiongkok yang tumbuh 4,8 persen secara tahunan pada kuartal III-2025.

Selanjutnya, kata David, ada sentimen tensi geopolitik, saat Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping dijadwalkan akan bertemu pada 30 Oktober 2025 untuk membicarakan langsung negosiasi tarif

Kemudian, ada juga sentimen harga emas dan minyak, dan emas mencatat penurunan terdalam dalam satu dekade terakhir dan mencatat outflow harian terbesar pada ETF emas sejak lima bulan terakhir. Sebaliknya, harga minyak mentah WTI mendekati level tertinggi dalam dua minggu, dan berada di jalur untuk kenaikan mingguan terkuat sejak awal Juni karena sanksi baru AS terhadap produsen utama Rusia memicu kekhawatiran pasokan.

Dari sisi domestik, David menuturkan datang dari keputusan Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan suku bunga acuan (BI-Rate) 4,75 persen, suku bunga deposit facility sebesar 3,75 persen dan suku bunga lending facility sebesar 5,5 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 21-22 Oktober 2025.

Pada pekan ini, David mengakui kondisi pasar modal Indonesia masih akan positif dipengaruhi oleh sentimen dan katalis kunci earning season, yakni saat musim laporan keuangan atau earning season akan dimulai. Kali ini pelaku pasar akan menyoroti kinerja emiten besar di berbagai sektor untuk mencari arah pasar berikutnya.

“Para trader (investor) wajib menyimak laporan keuangan yang release 1-2 minggu ke depan dan memanfaatkan momentum earning season jika harga terapresiasi signifikan,” kata dia.

Dukungan arus modal asing

Terpisah, Head of Research and Chief Economist Mirae Asset Rully Arya Wisnubroto mengatakan, pekan lalu tren positif IHSG berlanjut dan mencapai rekor penutupan tertinggi pada level 8.274,4, Kamis, 23 Oktober 2025. Pada perdagangan Jumat, 24 Oktober 2025, penguatan IHSG berlanjut, mencapai puncaknya pada sesi 1 pada 8.351,06.

“Namun, setelah itu terkoreksi dan ditutup melemah ke 8.271,7 karena profit taking saham,” ucap dia.

IHSG disebut menunjukkan momentum yang kokoh secara teknikal dan didukung inflow asing ke saham big caps. Secara fundamental, tren inflow dan dukungan domestik akan menambah resiliensi IHSG. Kata Rully, penguatan pasar saham AS dapat mendorong sentimen positif pada perdagangan di awal pekan.